Apakah Virus HKU5 Berbahaya – Dunia kembali dibuat cemas oleh kemunculan virus baru yang belakangan mulai mencuri perhatian para ilmuwan dan pakar kesehatan. Virus ini di kenal dengan nama HKU5, salah satu jenis coronavirus yang awalnya terdeteksi pada kelelawar di Asia Timur. Walau belum sepopuler SARS-CoV-2, virus HKU5 di sebut-sebut punya potensi yang cukup mengkhawatirkan. Tapi apa sebenarnya yang membuat virus ini di anggap berbahaya? Apakah kita sedang menghadapi ancaman pandemi baru?
Bukan Sekadar Virus Kelelawar
Virus HKU5 pertama kali di identifikasi pada tahun 2006 dalam spesimen kelelawar di Tiongkok. Sejak saat itu, virus ini terus di pantau karena memiliki struktur genom yang mirip dengan virus penyebab MERS (Middle East Respiratory Syndrome), yang pernah mengguncang dunia kesehatan global pada 2012. Menurut para pakar virologi, HKU5 tergolong dalam genus Betacoronavirus, satu kelompok dengan MERS dan SARS. Yang bikin waspada? Virus-virus dari kelompok ini punya sejarah loncat ke manusia.
Peneliti dari berbagai negara menyebut bahwa HKU5 menunjukkan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia dalam uji laboratorium. Artinya, meski belum di temukan kasus infeksi langsung pada manusia, kemungkinan terjadinya zoonosis (penularan dari hewan ke manusia) tidak bisa di kesampingkan. Ini jelas bukan isapan jempol. Virus ini mengandung protein spike yang mampu berikatan dengan reseptor tertentu di sel manusia, yang secara teoritis dapat memicu infeksi.
Kata Pakar: Ancaman yang Mengintai dalam Diam
Profesor Malik Peiris, seorang ahli virologi dari University of Hong Kong, menyatakan bahwa HKU5 adalah “virus yang diam-diam berbahaya”. Ia menjelaskan bahwa virus ini memiliki banyak kesamaan struktural dengan MERS-CoV, termasuk dalam cara berinteraksinya dengan sistem imun manusia. Satu perbedaan mencolok? Hingga saat ini, HKU5 belum menunjukkan gejala klinis pada manusia—dan itu justru membuatnya lebih sulit di pantau.
“Justru karena belum ada kasus klinis, kita tidak tahu sejauh mana potensi bahayanya. Tapi secara struktur genetik, ia punya amunisi,” ungkap Peiris. Hal ini memunculkan kecemasan di kalangan epidemiolog: kita bisa saja kecolongan, seperti yang terjadi pada awal kemunculan COVID-19.
Peringatan Dini dari Dunia Ilmiah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga-lembaga riset lainnya menaruh perhatian khusus pada virus-virus yang bersarang di hewan, terutama kelelawar. Kelelawar di kenal sebagai reservoir alami berbagai virus zoonotik mematikan. Dan HKU5 adalah salah satu yang di nilai punya potensi besar untuk melakukan spillover.
Salah satu faktor yang jadi perhatian adalah perubahan lingkungan dan deforestasi, yang memperbesar peluang interaksi antara manusia dan hewan liar. Dalam skenario terburuk, jika virus HKU5 berevolusi atau mengalami mutasi tertentu, bukan tidak mungkin ia bisa menyebabkan wabah di masa depan.
Jangan Anggap Remeh: Dunia Harus Bersiap
Meskipun belum ada bukti kuat bahwa virus ini sudah menular ke manusia, para pakar sepakat bahwa HKU5 bukan virus yang bisa di anggap remeh. Dunia sudah terlalu sering kecolongan dalam urusan wabah. Dari SARS, MERS, hingga COVID-19, semuanya di awali dari virus yang ‘seakan-akan’ tidak berbahaya—sampai akhirnya meledak dan menelan jutaan korban.
Baca juga: https://jogjavwfestival.com/
HKU5 mungkin belum menjadi headline utama hari ini, tapi sinyal-sinyal ancaman sudah mulai muncul. Dengan kemiripan biologis terhadap virus-virus pembunuh sebelumnya, ia menyimpan potensi tersembunyi yang bisa meledak kapan saja.
Pertanyaannya bukan lagi “apakah virus ini berbahaya?”, tapi “sudah sejauh mana kita siap jika HKU5 mulai menyebar?”. Dunia harus lebih waspada, bukan hanya reaktif. Karena saat virus sudah bermutasi dan menyebar, penyesalan selalu datang terlambat.